Kisah Perjalanan Ayah dan Anak



Assalamualaikum sobat

Udah lama ngga nulis nih hehehe

Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah menarik dari perjalanan ayah dan anak nya yang mengendarai hewan tunggangan. Ini memang kisah lama tapi tetap menarik untuk disimak dan diambil hikmahnya di zaman now ini.

Gambar terkait

Dikisahkan seorang ayah dan anaknya mengendarai seekor keledai untuk melakukan  perjalanan ke suatu daerah. Ketika di jalan mereka bertemu dengan seorang peternak yang melihat mereka dengan tatapan tidak menyenangkan. Peternak itu berkata, "Dasar ngga tahu diri, keledai kecil gitu ditunggangi 2 orang". Peternak itu berlalu sambil geleng2 kepala, karena melihat kelakuan ayah dan anak itu. Mendapat teguran seperti itu, sang ayah langsung berinisiatif untuk turun dan tetap menyuruh anaknya di atas keledai. 

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, hingga tiba di suatu perkampungan. Ketika melewati perkampungan tersebut, orang - orang melihat mereka. Dan mencibir "Dasar anak durhaka, ngga mikir apa. Ayahnya berjalan kelelahan, eh dia malah asyik duduk di atas keledai ckckck". Mendengar cibiran tersebut, sang anak kemudian langsung turun dari keledai dan meminta ayahnya untuk duduk di atas keledai. Dan sang anak menggantikan posisi ayahnya memegang tali untuk menuntun keledai berjalan. Mereka kembali melanjutkan perjalanan....

Beberapa waktu setelah keluar dari kampung, ketika mereka melintas di pinggir sungai. Ada orang yang lagi mancing dan tiba2 berkata "Dasar orang tua kejam, anaknya masih kecil disuruh jalan. Dia malah enak2an duduk di atas keledai". Mendengar perkataan seperti itu mereka menjadi bingung beberapa saat. Kemudian sang ayah bilang kepada anaknya, "Gini aja nak, mending kita berdua jalan kaki. Kita gendong aja keledai nya." Sang anak mendengar ide ayahnya, mengangguk setuju. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan sambil menggendong keledai.

Mereka kembali menemukan perkampungan. Belum lama masuk ke dalam kampung. Orang2 mentertawai mereka. Orang2 berkata "Oi rek, ada orang gila. Masa keledai malah digendong, ngga ditunggangi wkwk." Ayah dan anak ini pun malu dan segera berlalu dari kampung tersebut. Sambil jalan sang ayah berpikir dan seketika menghentikan langkahnya. Anaknya bingung melihat perilaku ayahnya yang tiba2 berhenti berjalan. Kemudian ayah tersebut berkata kepada anaknya.....

"Nak, ayah paham sekarang. Kita jangan mendengar setiap perkataan orang lain terhadap perilaku kita. Orang lain itu akan terus mengomentari setiap hal yang kita lakukan dan ngga akan ada habisnya. Oleh karena itu, kita harus pintar2 dalam mendengar perkataan orang lain dan bijak dalam berbuat."

Mendengar hal tersebut anaknya tersenyum kepada ayahnya. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan dengan menunggangi keledai tersebut....


Yak, seperti itulah ilustrasi dari kehidupan kita di zaman now ini. Melalui medsos banyak orang berkomentar terhadap hal yang kita lakukan bahkan tidak sedikit yang perkataannya itu menyakiti hati kita. Dari kisah di atas juga kita bisa paham, bahwa kita mesti pandai memilah mana perkataan orang yang baik dan memang bermanfaat bagi kita. Dan mana perkataan yang tidak baik. 

Dan yang terpenting adalah kita hidup bukan untuk mendengar pendapat dari manusia. Tetapi kita hidup untuk Allah. Maka baik buruknya kita itu tergantung dari pandangan Allah terhadap kita, bukan pandangan manusia :)

Sumber gambar :
kampusdesa.or.id

Comments